Satria F150 hyper underbone

All New Satria F150

SMASH 110 Fi

“TARIKANNYA DAHSYAT”

Suzuki Address 110 Fi

Suzuki Address

GSX S150

“Ready To Dominate” Suzuki GSX-S150

BUILT for THE BRAVE

Suzuki GSX-R150

2015 Suzuki MotoGP has its colors and new sponsor

With only a few days after the beginning of the last test of preseason MotoGP team in Qatar

Sabtu, 21 Maret 2015

Nama nama Pembalap SUZUKI

SUZUKI S.M.G Kabanjahe


Inilah Nama Nama Yang Pernah Membawa Bendera SUZUKI ke PODIUM



Barry Sheene (1976 dan 1977)
Sheene adalah pembalap pertama yang membuat nama Suzuki mendunia. Ia mengawali karier balapnya di Bultacos pada 1968. Sebelum berlaga di kelas 500cc, Sheene lebih dahulu membawa Suzuki berjaya di ajang Formula 750 pada 1973 yang kemudian disambut dengan sodoran kontrak dua tahun.
Namun pada 1975, pembalap asal Inggris itu mengalami tabrakan hebat saat berlaga di Daytona 200 dan hampir mengakhiri kariernya di atas sirkuit. Setahun berselang malah menjadi titik baliknya mendunia.

Sheene membuat bendera Suzuki berkibar di posisi tertinggi untuk pertama kalinya di ajang 500cc. Ia berhasil mengumpulkan 72 poin usai menjuarai lima seri dari 12 yang dilombakan. Begitu juga di tahun berikutnya, enam seri berhasil ia taklukan dengan capaian 107 poin.
Pada Grand Prix (GP) Inggris 1979, Sheene berduel dengan Kenny Roberts di atas sirkuit Silverstone, di mana duel keduanya disebut-sebut sebagai balapan terhebat pada 1970-an. Semusim berselang, ia berpindah jaket dan mengabdi pada Yamaha.

Marco Lucchinelli (1981)
Marco Lucchinelli menjadi pembalap kedua yang membawa Suzuki merengkuh gelar ketiga mereka di 500cc. Mengawali kariernya di balap motor dengan berlaga di kelas 350cc pada 1975 dan mulai berjaket Suzuki pada 1976 di mana ia finis sebagai runner up.
Pembalap berjuluk Crazy Horse itu sempat meninggalkan Suzuki pada 1977 untuk bergabung bersama Yamaha, semusim berselang kembali berjaket Suzuki. GP Jerman 1980 menjadi seri pertama yang ia menangkan bersama Suzuki.
Pada musim balap 1981, menjadi puncak kariernya di ajang 500cc dengan pijakan pertamanya mengalahkan Kenny Roberts, walau berlaga bukan di ajang resmi namun prestasinya itu menjadi pemicu ledakan rider asal Italia selama setahun. Lima seri ia kuasai pada 1981 dengan mengumpulkan 105 poin, bahkan di tahun itu dua rider Suzuki, Lucchinelli dan Randy Mamola finis beriringan di akhir musim sebagai juara dan runner-up.




Franco Uncini (1982)
Uncini lahir di Recanati, provinsi Macerata. Dia melakukan debut sebagai pembalap jalan sepeda motor profesional di kelas 750cc dengan Laverda. Tahun pertamanya di Grand Prix World Championship bersama Yamaha pada tahun 1976, baik di 250cc dan kelas 350cc. Tahun berikutnya ia terus balapan di kedua kelas, kali ini dengan tim Harley-Davidson, memenangkan dua Grand Prix di kelas 250cc (Grand Prix of Nations dan Cekoslovakia) dan finishing kedua di kejuaraan belakang Mario Lega. Namun hubungan bertengkar dengan rekan setimnya Walter Villa memaksanya untuk kembali ke Yamaha.

Setelah beberapa tahun mengecewakan dengan tim privateer Yamaha, pada tahun 1979 ia membeli Suzuki dan meluncurkan tim pribadi sendiri di kelas 500cc. Dia adalah privateer peringkat atas baik pada tahun 1979 dan 1980,. Kecelakaan menghambat musim 1981. Suzuki menawarkan Uncini pabrik yang disponsori sepeda balap resmi dijalankan oleh tim Roberto Gallina itu. Akhirnya, dengan kendaraan yang kompetitif, Uncini memenangkan Kejuaraan Dunia pada tahun 1982, mencetak lima kemenangan (dokter dari Austria, Belanda, Yugoslavia, Inggris dan GP of Nations). Dia adalah pembalap Italia terakhir untuk memenangkan mahkota 500cc sampai Valentino Rossi menang pada tahun 2001.

Pada tahun 1983, ia terluka parah di TT Assen-(Belanda), ketika ia jatuh dari sepeda dan terpana di kepala dengan sepeda pesaing Wayne Gardner. Ia mengalami koma, tapi akhirnya sembuh. Dia pensiun dari kompetisi sepeda motor tahun 1985.
 


Kevin Schwantz (1993)

Setelah puasa gelar selama 12 tahun, Suzuki kembali menemukan kejayaannya pada 1993. Adalah Kevin Schwantz yang membuat bendera Suzuki kembali berkibar. Pada 1986 pembalap asal Amerika Serikat itu memulai kariernya di 500cc. Dua tahun berselang ia memenangi race pertamanya di kelas 500cc saat berlaga di GP Jepang.





Pada 1993, pria yang kini berusia 50 tahun itu berhasil menjuarai kelas 500cc setelah bersaing ketat dengan rival utamanya saat itu, Wayne Rainey dari Yamaha. Rider yang dikenal dengan gaya membalap do or die itu didapuk juara setelah mengemas 248 poin dengan memenangi empat seri.



Kenny Roberts Jr. (2000)
Kenny Roberts Jr. memulai cerita bersama Suzuki pada 1999 dan secara mengejutkan memenangi seri debutnya di sirkuit Sepang, Malaysia dengan mengalahkan sang juara bertahan, Mike Doohan. Ia kembali mengalahkan Doohan di GP Jepang.
Musim balap terbaiknya bersama Suzuki terjadi pada musim berikutnya. Setelah Doohan pensiun, saingan utama Roberts Jr. adalah Valentino Rossi yang saat itu berstatus sebagai rookie di kelas 500cc. Total 258 poin ia kumpulkan pada musim balap 2000 dengan empat kali keluar sebagai juara dan sembilan kali berada di podium.


Setelah Absen 3 tahun, Suzuki kini resmi merilis pembalap dan motor yang bakal dipakai di Moto GP 2015 nanti. Lini balap Suzuki ini sudah dicoba di tes pramusim Sepang lalu, tapi baru kini diperkenalkan ke publik secara resmi.

Suzuki yang absen 3 tahun menampilkan livery atau dandanan motor yang dipakai untuk balapan nanti. Nama yang diusung untuk Moto GP nanti yaitu Suzuki Ecstar. Ecstar merupakan nama oli produksi Suzuki.

Sudah 3 musim Suzuki absen di Moto GP. Krisis finansial pada 2012 lalu membuat Suzuki terpaksa mundur teratur dari balapan nomor satu di dunia ini.

Siapa saja pembalap yang diandalkan Suzuki? Musim ini, Suzuki bakal gunakan jasa juara kategori open class musim lalu, Aleix Espargaro. Dia bakal disandingkan dengan pembalap muda Maverick Vinales.